20 Agustus 2014

5 Alasan MERS-CoV Lebih Penting daripada Ebola

Sebentar lagi (awal september) jemaah haji indonesia kloter demi kloter mulai berangkat menunaikan ibadah haji di tanah suci mekkah, untuk kelompok terbang (kloter) jemaah haji dari Kabupaten Sumedang yang terdiri dari 2 kloter akan diberangkatkan melalui Embarkasi Haji Bekasi ke Bandara Halim Perdana Kusumah pada tanggal 13 dan 16 September 2014.
Adanya pemberitaan terus menerus tentang Ebola tentu menimbulkan perhatian bagi jemaah calon haji, tetapi tentunya MERS-CoV juga harus lebih menjadi perhatian kita.
Berikut cuplikan berita tentang "5 Alasan MERS-CoV Lebih Penting daripada Ebola" :

Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan virus flu Arab atauMiddle East respiratory syndrome coronovirus (MERS-CoV) seharusnya lebih mendapat perhatian dari pemerintah dibanding ebola. “Apalagi WHO kembali mengumumkan kasus baru MERS-CoV di Arab Saudi hari ini,” kata Tjandra lewat surat elektronik, Selasa, 19 Agustus 2014.

Menurut Tjandra, ada lima alasan kenapa MERS-CoV lebih mengkhawatirkan daripada ebola?:

Pertama, MERS-CoV jelas sudah ada di Arab Saudi, tempat warga muslim Indonesia akan menjalani ibadah haji sebentar lagi. Selain itu, korban MERS-CoV juga sudah terdeteksi di Asia, yakni Malaysia dan Filipina, negara tetangga Indonesia. Sedangkan ebola baru ada di empat negara Afrika.

Kedua, angka kematian MERS-CoV tinggi, yakni 30-40 persen. Ebola banyak diributkan punya potensi kematian 90 persen, tapi data terkini menunjukkan angka kematian di bawah 60 persen, tidak jauh berbeda dengan MERS-CoV.

Ketiga, sekitar sebulan lagi rombongan jemaah haji Indonesia akan berangkat ke Tanah Suci. Sekaranglah saat yang tepat bagi mereka untuk memeriksakan diri. Sebab, jika jemaah haji punya penyakit kronis, risiko mereka terpapar MERS-CoV jadi jauh lebih tinggi. Untuk menghadapi ebola, tidak ada bentuk persiapan seperti ini.

Keempat, MERS-CoV menular lewat udara, bisa lewat batuk dan lain-lain, sedangkan ebola baru menular kalau ada kontak langsung dengan cairan tubuh pasien.

Kelima, keluhan awal MERS-CoV bisa relatif ringan, sehingga pasien dapat naik pesawat terbang dan menularkan virus itu ke sesama penumpang atau membawa penyakitnya ke negara lain. Ebola jauh lebih berat gejala dan keluhannya, sehingga kemungkinan pasien ebola naik pesawat relatif amat kecil.

Situasi global MERS-CoV sampai pertengahan Agustus: jumlah kasus pada minggu ke-34 Tahun 2014 mencapai 838 dengan 293 kematian. Wilayah atau negara terjangkit yakni Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Amerika Serikat, Tunisia, Filipina, Malaysia, Libanon, Belanda, dan Iran.

Semoga jemaah haji asal sumedang dapat melakukan pencegahan terhadap Mers CoV maupun Ebola.
Sumber : tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar