25 Agustus 2008

PERTEMUAN KOORDINASI MEETING PENANGGULANGAN FLU BURUNG DI KABUPATEN SUMEDANG

Dinkes Sumedang (19 Agustus 2008)
Penyakit menular masih menjadi masalah prioritas dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Dalam Sistem Pelayanan Minimal (SPM) yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/2003 tentang Penanggulangan Penyakit Menular wajib diselenggarakan Daerah, kecuali terbukti masalah tersebut tidak ada / ditemukan.
Selain itu kejadian penyakit menular tersebut tidak mengenal batas wilayah administrative pemerintahan dalam wilayah yang sifatnya relative “tertutup”, penyakit menular lebih dipengaruhi oleh batasan ekosistem, ketimbang batasan administrative, oleh karena itu penanggulangan penyakit menular banyak dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan yang bersifat lintas sector dan stakeholder lain serta adanya keterlibatan peran serta masayarakat secara aktif.
Strategi Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza bertujuan untuk memfasilitasi suatu respons nasional yang terkoordinasi, efektif disemua jenjang administrasi dalam menghadapi pandemi influenza, melalui kegiatan pencegahan dan pengendalian untuk mengurangi kesakitan, kematian dan dampak sosial ekonomi yang dapat ditimbulkan.
Saat ini dunia sedang melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya pandemi influenza termasuk Indonesia, karena saat ini situasi AI telah berada pada fase 3 yaitu suatu keadaan tidak ada penularan efektif dari manusia ke manusia atau ada kemungkinan terjadi penularan dari manusia ke manusia tapi belum efektif - terbatas.
Di Kabupaten Sumedang sendiri kasus yang dinyatakan suspek flu burung pada manusia dari tahun 2005 sampai dengan bulan Agustus 2008 tercatat sebanyak 17 kasus suspek yang dinyatakan negatif (-) terinfeksi virus H5N1, sedangkan kasus yang dinyatakan Positif (+) terinfeksi H5N1 pada manusia sebanyak 2 orang dan 1 orang diantaranya telah meninggal dunia pada awal Mei 2008 ini.
Oleh karena hal tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang melaksanakan kegiatan pertemuan koordinasi meeting baik lintas program amupun lintas sektoral terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumedang pada tanggal 19 Agustus 2008 bertempat di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang yang bertujuan diperolehnya kesepakatan bersama untuk :
  1. Terciptanya sinergitas dalam pengamatan, pencegahan dan penanggulangan Flu Burung dan penyakit Zoonosis yang tertuang dalam SK Bupati mengenai Komitei Kabupaten dalam Penanggulangan dan Pengendalian Flu Burung dan Penyakit Zoonosis di Kabupaten Sumedang.
  2. Diperolehnya kesepakatan bersama dan keterlibatan secara aktif diantara lintas program dan lintas sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung di Kabupaten Sumedang.
  3. Diperolehnya dukungan dari berbagai instansi dan pihak-pihak terkait dalam strategi-strategi penanganan masalah flu burung di Kabupaten Sumedang.

Pertemuan ini dihadiri oleh 20 orang peserta yang berasal dari :

  • Unsur Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang (Lintas Program), Kepala Bidang & Kepala Seksi Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.
  • Unsur RSU Swadana Kabupaten Sumedang.
  • Unsur Bagian Sosial/Kesra Pemda Sumedang.
  • Unsur Dinas Peternakan & Perikanan Kabupaten Sumedang.
  • Unsur Bapeda.
  • Unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial.
  • Unsur TP-PKK Kabupaten Sumedang

Dalam arahannya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Dr.H. Hilman Taufik W.S., M.Kes, menyatakan koordinasi yang telah dilaksanakan selama ini sangat baik dan diharapkan lebih ditingkatkan serta upaya penanggulangan flu burung untuk lebih diarahkan pada upaya preventif / pencegahan, serta adanya peran serta aktif dari masyarakat untuk melakukan upaya penanggulangan Flu Burung di Kabupaten Sumedang.

05 Agustus 2008

Virus EV-71

Virus EV-71(Entero Virus) kini jadi virus yang sangat menakutkan di cina dan Singapura , penyakit tangan kaki dan mulut yang di Indonesia dulu tidak berbahaya dan kini berbeda, penyakit yang beredar dan menakutkan yang beredar di cina dan singapura kini bukan tidak mungkin akan menyebar ke Indonesia. Entero Virus (EV-71) banyak menyerang anak-anak meski secara teoritis bisa menyerang orang dewasa.
Kewaspadaan Dini Terhadap Penyebaran Penyakit Tangan, Kaki & Mulut, perlu kita tingkatkan bersama-sama untuk mencegah terhadap kemungkinan penyebaran Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut (PTKM) yang disebabkan oleh Enterovirus strain 71 (EV-71) tersebut masuk di wilayah Kabupaten Sumedang
Meski belum masuk ke Indonesia , bukan tidak tertutup kemungkinan bakal beredar di Indonesia , maka depkes mengambil sebuah lankah untuk menutup masuknya Virus tersebut ke Indonesia dengan menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan dan kaki sebab penyakit tersebut berkembang pada alat pencernaan manusia
Penyakit ini sangat berbahaya dan gejalanya selain demam sakit kepala dan tenggorokan tanda tanda lainyakni timbul bercak merah pada tangan kaki dan benjolan berisi air pada rongga mulut. Dari itu mari kita stop akan masuknya Virus ini ke Indonesia dengan menjaga kebersihan akan sekeliling kita

Pengertian :

  • PTKM adalah penyakit tangan, kaki dan mulut (Hand Foot Mouth Disease / HFMD) yang disebabkan oleh Enterovirus, Coxsackie virus atau Echovirus. Penyakit ini berbeda dengan penyakit kuku dan mulut pada binatang.
  • Pada umumnya menyerang anak usia di bawah 10 tahun dengan masa inkubasi 3-7 hari dan masa infeksius minggu pertama sejak timbul gejala.

Tanda dan gejala :

  • Gejala awal : Demam (38-39ÂșC), nafsu makan turun dan nyeri menelan.
  • Timbul vesikel dan ruam di dalam mulut. Vesikel ditemukan di lidah, gusi atau mukosa pipi. Vesikel ini mudah pecah dan menjadi ulkus yang menyebabkan anak tidak mau makan dan ludah meleler keluar. Ruam dengan vesikel dapat juga ditemukan pada telapak tangan, kaki dan bokong pada bayi.
  • Komplikasi yang timbul akibat Enterovirus 71 adalah gangguan neurologi berat yaitu meningitis aseptik, ensefalitis maupun kelumpuhan.

Cara Penularan :

  • Secara kontak langsung dengan cairan tubuh penderita (cairan hidung, mulut, vesikel) melalui batuk, berbicara dan bersin (droplet).
  • Secara oral fecal melalui tangan, mainan dan alat-alat lain yang tercemar oleh feses penderita.

Siklus Penularan :

Enterovirus masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran cerna, berkembangbiak di orofaring dan banyak ditemukan dalam feses penderita. Replikasi enterovirus dapat terjadi di saluran gastrointestinal atau saluran respiratori. Setelah fase viremia, infeksi akan mengenai jaringan dan beberapa organ sehingga menimbulkan gejala yang bervariasi. Penularan virus melalui faecal-oro route dan dapat pula melalui kontak langsung melalui droplet. Virus akan dieksresi melalui feses selama beberapa minggu.

Pencegahan :
  • Tingkatkan kebersihan pribadi dengan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan, sesudah BAB, membersihkan feses anak dan membuang ingus.
  • Tutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin kemudian membersihkan hidung dan mulut dengan tisu.
  • Pisahkan alat makan, alat kebersihan pribadi dan pakaian termasuk kaus kaki & sepatu penderita dengan orang yang sehat.
  • Bersihkan alat – alat yang terkontaminasi dengan air, sabun dan bilas dengan pemutih yang mengandung klorin.
  • Observasi ketat kontak serumah.

Pengendalian Infeksi :

  • Hindari kontak langsung antara pasien PTKM dengan pasien lain
  • Desinfeksi peralatan pasien sesuai Standar Operasioanl Prosedur (SOP) / Protap.
  • General precaution bagi tenaga kesehatan : Gunakan sarung tangan, masker dan cuci tangan segera setelah menangani penderita. (dari berbagai sumber)